Konjungsi Bulan, Mars, Aldebaran: 19 Maret 2021
Nah, bagi Anda yang penasaran dengan penampakan salah satu rasi bintang terang yang satu ini, perlu mencatat atau mengagendakan untuk mengamati kehadiran konjungsi (kesejajaran) Aldebaran dengan Bulan dan Mars.
Tepatnya pada tanggal 19 Maret mendatang, sejak akhir senja bahari yaitu 42 menit setelah terbenam Matari konjungsi tiga benda langit ini dapat Anda saksikan.
Baca juga: Mengagumkan, Peta Galaksi Bima Sakti Ini Ungkap Pergerakan Miliaran Bintang
Cobalah untuk mencari penampakan konjungsi Bulan, Mars dan bintang Aldebaran ini dari arah barat laut dengan ketinggian Bulan sebesar 45 derajat dan sudut pisah 3,97 derajat .
"Bulan juga berkonjungsi dengan Aldebaran dengan sudut pisah 7,04 derajat, sehingga membentuk konjungsi segitiga antara Bulan, Mars dan Aldebaran," jelasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa ketampakan terakhir dari tripel konjungsi ini terjadi di arah barat-barat laut pada pukul 22.20 waktu setempat dengan sudut pisah Bulan-Mars sebesar 3,00 derajat dan sudut pisah Bulan-Pleiades sebesar 6,18 derajat.
Adapun, puncak daripada fenomena konjungsi Bulan dan Mars akan terjadi pada tanggal 20 Maret pukul 02.18 WIB dengan sudut pisah 1,94 derajat .
"Berselang 20 menit kemudian, ketiga benda langit (Bulan, Mars dan bintang Aldebaran) ini sudah berada di bawah ufuk," ujarnya.
Baca juga: Punya Kesamaan dengan Matahari, Kenapa Jupiter Bukan Bintang?
JAKARTA, iNews.id - Aldebaran salah satu bintang paling banyak diceritakan. Astronom kuno di Timur Tengah, India, Yunani, Meksiko, dan Australia semuanya memiliki cerita untuk menjelaskan pancaran kemerahan Aldebaran. Yuk mengenal Aldebaran.
Seperti banyak bintang, akar nama "Aldebaran" ditemukan para astronom Arab yang nomenklatur bintangnya begitu menonjol dalam katalog bintang awal. "Aldebaran" berasal dari frase bahasa Arab "al Dabaran," yang diterjemahkan sebagai "pengikut."
Nama Bintang di Tata Surya
Sirius – Alfa Canis Mayoris
Sirus adalah bintang paling terang. Nama ini diambil dari Bahasa Yunani dari kata “Seirios” yang artinya “berkilau”. Bintang ini ada di konstelasi Canis Mayor. Bintang ini diketahui penting bagi peradaban Mesir Kuno dan Jazirah Arab yang menjadi tanda banjir tahunan di Sungai Nil. Sirius awalnya merupakan sistem bintang biru berganda (Sirius A dan B).
Salah satu sisi bintang ini berevolusi terlebih dahulu menjadi raksasa merah sebelum akhirnya berubah menjadi bintang katai putih. Sirius A memiliki kecerlangan visual -1,47 dan masuk dalam spektrum A1V yang menjadi tanda bintang berada di deret utama serta termasuk bintang tipe A1. Sementara itu, Sirius B mempunyai kecerlangan visual +8,44 dan termasuk dalam kelas spektrum DA2 yang berarti bintang ini termasuk bintang katai putih. Bintang Sirius memiliki jarak 8,6 tahun cahaya dengan masing-masing berukuran 1,7 dan 1/120 kali matahari.
Arcturus – Alfa Bootis
Nama bintang selanjutnya yaitu Arcuturus. Nama tersebut berasal dari Bahasa Yunani Kuno, dari kata Arktouros yang artinya penjaga beruang. Bintang ini berada disebelah utara ekuator langit. Arcturus memiliki jarak 37 tahun cahaya dengan ukuran mencapai 25 kali matahari. Bintang ini tergolong sebagai bintang raksasa kelas III dan bertipe K0.
Mengingat letaknya yang tidak terlalu jauh dari ekuator langit, Arcturus hampir dapat dilihat oleh semua orang di permukaan Bumi, kecuali bagi mereka yang tinggal di atas lintang 70,818° selatan. Penampakan terbaiknya adalah sekitar bulan April, di saat bintang ini mencapai meridian pada tengah malam.
Arcturus adalah sebuah bintang raksasa merah dengan kelas spektrum K1,5 IIIpe. Akhiran “pe” adalah kepanjangan dari “peculiar emission” (emisi yang aneh), mengindikasikan bahwa spektrum cahayanya tidak biasa dan penuh dengan garis-garis emisi. Adanya garis-garis emisi pada spektrum raksasa merah sebenarnya adalah hal yang biasa, tetapi pada kasus Arcturus fenomena tersebut tampak lebih kuat.
Secara visual, Arcturus setidaknya 110 kali lebih terang daripada matahari, tetapi sebenarnya energi yang dipancarkannya 180 kali lebih banyak. Hal ini disebabkan efikasi terangnya yang rendah karena temperatur permukaannya yang lebih rendah daripada Matahari.
Arcturus terkenal akan gerak dirinya yang besar, lebih besar dari semua bintang bermagnitudo 1 selain α Centauri. Saat ini, Arcturus hampir berada dalam titik terdekat dengan Matahari, dan bergerak sangat cepat (122 km/detik) relatif terhadap tata surya. Arcturus adalah bintang tua di piringan Bima Sakti dan tampak bergerak bersama dalam sebuah kelompok 52 bintang sejenis. Massanya sulit untuk diperkirakan, tetapi mungkin sama dengan massa matahari, tetapi tidak lebih dari 1,5 kalinya. Dengan massa tersebut, Arcturus berarti lebih tua daripada matahari, dan menggambarkan rupa matahari saat mencapai fase raksasa merah.
Berdasarkan pengukuran Satelit Hipparcos, Arcturus berjarak 43,9 tahun cahaya (11,3 parsec) dari Bumi, jarak yang relatif dekat dalam skala astronomi. Hipparcos juga menyarankan Arcturus sebagai sebuah sistem bintang ganda, dengan komponen sekunder 20 kali lebih redup dan mengorbit cukup dekat sehingga berada dalam batas kemampuan kita untuk mendeteksinya. Hasil penelitian terkini masih kurang meyakinkan, tetapi mendukung deteksi marginal dari Hipparcos.
Vega menjadi nama bintang selanjutnya yang juga tak kalah terang dengan bintang sebelumnya. Bintang bega memiliki kecerlangan visual +0.03 dan masuk dalam kelompok kelas spektrum A0Va. Yang artinya bintang ini tergolong dalam deret utama (Kelas V) dan bertipe A0. Bintang yang juga bermaknan elang jatuh ini memiliki jarak 25 tahun cahaya dan berukuran 2,4 kali matahari. Bintang yang satu ini tidak pernah terbit di lintang 51o LS atau lebih dan tidak pernah terbenam di lintang 51o LU atau lebih.
Vega memiliki kelas spektrum A0V, dan dengan demikian merupakan bintang deret utama yang sedang melangsungkan pembakaran hidrogen menjadi helium di intinya. Sebagai bintang kelas A0V, Vega hanya akan bersinar satu miliar tahun saja, sepersepuluh dari kala hidup Matahari. Umur Vega saat ini diperkirakan antara 200 dan 500 juta tahun. Vega dua kali lebih masif daripada matahari dan memancarkan energi 50 kali lebih banyak. Vega juga merupakan bintang yang berotasi sangat cepat.
Karena efek presesi pada rotasi Bumi, pada sekitar tahun 14.000, Vega akan menjadi Bintang Utara. Telah lama, Vega dijadikan sebagai bintang standar dalam kalibrasi fotometri absolut oleh para astronom. Magnitudo tampak Vega didefinisikan sebagai nol untuk semua panjang gelombang.
Arcturus – Alfa Bootis
Nama bintang selanjutnya yaitu Arcuturus. Nama tersebut berasal dari Bahasa Yunani Kuno, dari kata Arktouros yang artinya penjaga beruang. Bintang ini berada disebelah utara ekuator langit. Arcturus memiliki jarak 37 tahun cahaya dengan ukuran mencapai 25 kali matahari. Bintang ini tergolong sebagai bintang raksasa kelas III dan bertipe K0.
Mengingat letaknya yang tidak terlalu jauh dari ekuator langit, Arcturus hampir dapat dilihat oleh semua orang di permukaan Bumi, kecuali bagi mereka yang tinggal di atas lintang 70,818° selatan. Penampakan terbaiknya adalah sekitar bulan April, di saat bintang ini mencapai meridian pada tengah malam.
Arcturus adalah sebuah bintang raksasa merah dengan kelas spektrum K1,5 IIIpe. Akhiran “pe” adalah kepanjangan dari “peculiar emission” (emisi yang aneh), mengindikasikan bahwa spektrum cahayanya tidak biasa dan penuh dengan garis-garis emisi. Adanya garis-garis emisi pada spektrum raksasa merah sebenarnya adalah hal yang biasa, tetapi pada kasus Arcturus fenomena tersebut tampak lebih kuat.
Secara visual, Arcturus setidaknya 110 kali lebih terang daripada matahari, tetapi sebenarnya energi yang dipancarkannya 180 kali lebih banyak. Hal ini disebabkan efikasi terangnya yang rendah karena temperatur permukaannya yang lebih rendah daripada Matahari.
Arcturus terkenal akan gerak dirinya yang besar, lebih besar dari semua bintang bermagnitudo 1 selain α Centauri. Saat ini, Arcturus hampir berada dalam titik terdekat dengan Matahari, dan bergerak sangat cepat (122 km/detik) relatif terhadap tata surya. Arcturus adalah bintang tua di piringan Bima Sakti dan tampak bergerak bersama dalam sebuah kelompok 52 bintang sejenis. Massanya sulit untuk diperkirakan, tetapi mungkin sama dengan massa matahari, tetapi tidak lebih dari 1,5 kalinya. Dengan massa tersebut, Arcturus berarti lebih tua daripada matahari, dan menggambarkan rupa matahari saat mencapai fase raksasa merah.
Berdasarkan pengukuran Satelit Hipparcos, Arcturus berjarak 43,9 tahun cahaya (11,3 parsec) dari Bumi, jarak yang relatif dekat dalam skala astronomi. Hipparcos juga menyarankan Arcturus sebagai sebuah sistem bintang ganda, dengan komponen sekunder 20 kali lebih redup dan mengorbit cukup dekat sehingga berada dalam batas kemampuan kita untuk mendeteksinya. Hasil penelitian terkini masih kurang meyakinkan, tetapi mendukung deteksi marginal dari Hipparcos.
Vega menjadi nama bintang selanjutnya yang juga tak kalah terang dengan bintang sebelumnya. Bintang bega memiliki kecerlangan visual +0.03 dan masuk dalam kelompok kelas spektrum A0Va. Yang artinya bintang ini tergolong dalam deret utama (Kelas V) dan bertipe A0. Bintang yang juga bermaknan elang jatuh ini memiliki jarak 25 tahun cahaya dan berukuran 2,4 kali matahari. Bintang yang satu ini tidak pernah terbit di lintang 51o LS atau lebih dan tidak pernah terbenam di lintang 51o LU atau lebih.
Vega memiliki kelas spektrum A0V, dan dengan demikian merupakan bintang deret utama yang sedang melangsungkan pembakaran hidrogen menjadi helium di intinya. Sebagai bintang kelas A0V, Vega hanya akan bersinar satu miliar tahun saja, sepersepuluh dari kala hidup Matahari. Umur Vega saat ini diperkirakan antara 200 dan 500 juta tahun. Vega dua kali lebih masif daripada matahari dan memancarkan energi 50 kali lebih banyak. Vega juga merupakan bintang yang berotasi sangat cepat.
Karena efek presesi pada rotasi Bumi, pada sekitar tahun 14.000, Vega akan menjadi Bintang Utara. Telah lama, Vega dijadikan sebagai bintang standar dalam kalibrasi fotometri absolut oleh para astronom. Magnitudo tampak Vega didefinisikan sebagai nol untuk semua panjang gelombang.
Memancarkan energi yang sangat besar
Dilihat dari keseluruhan radiasinya, bintang ini memancarkan energi yang sangat besar, yakni 120.000 kali lipat dibanding matahari. Ini dipengaruhi oleh suhu dan massanya yang cukup besar. Bintang Rigel mempunyai suhu yang sangat panas. Suhu permukaannya dapat mencapai 11.600 derajat celcius, dua kali lipat dibanding matahari yang hanya 5.500 derajat celcius. Rigel sendiri memiliki massa 21 kali massa matahari dengan diameter 70 kali diameter matahari.
Rigel merupakan bintang paling terang di konstelasi Orion. Meskipun jaraknya cukup jauh dari sistem tata surya, bintang ini masih bisa diamati dari bumi karena cahayanya yang sangat terang. Kamu bisa menemukan bintang Rigel saat musim panas di belahan langit utara atau saat musim dingin di bagian langit selatan.
Baca Juga: Kosmonaut Rusia Cetak Rekor Waktu Terbanyak di Luar Angkasa
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Nama Bintang – Bintang adalah benda langit yang mengeluarkan cahaya akibat reaksi fusi nuklir dan dapat menghasilkan energi di intinya. Siapa sangka jika ternyata nama-nama bintang ternyata sangat beragam. Setiap bintang tersebut memiliki karakteristik tersendiri.
Sementara itu, rasi bintang atau konstelasi adalah kumpulan bintang yang terlihat seperti bentuk-bentuk tertentu di langit dan diberi nama. Penamaan rasi bintang biasanya menggunakan nama benda, hewan, dan orang-orang di masa lampau. Hingga hari ini, ahli astronomi masih menggunakan konstelasi untuk menamakan bintang-bintang dan hujan meteor, seperti dikutip dari laman NASA.
Rasi bintang tersusun atas bintang-bintang yang bisa terletak jauh satu sama lain, kendati ada yang terletak berdekatan. Namun, karena dilihat dari bumi yang jauh, rasi bintang terlihat berdekatan dan membentuk sebuah objek, binatang, atau orang jika dihubungkan dengan imajinasi dan garis-garis imajiner. Budaya di penjuru dunia punya nama-nama berbeda untuk rasi bintang dan jumlah rasi bintang yang tercatat di sejarah. Saat ini, NASA memiliki 88 rasi bintang yang diakui secara resmi.
Ingin tahu apa saja nama-nama bintang dan rasi bintang tersebut? Mari simak penjelasan berikut yang dikutip dari edukasi.sains.lapan.go.id.
Juga mengalami ‘gerhana’
Lebih tepatnya, Aldebaran dapat mengalami okultasi. Fenomena ini sangat mirip dengan gerhana di mana pada okultasi, cakram sebuah benda langit dapat tertutupi oleh cakram benda langit lainnya yang kelihatan lebih besar dari Bumi. Dalam hal ini, Bulan yang tampak lebih besar dapat menutupi Aldebaran.
Hal sedemikian dapat terjadi karena bintang Bull’s Eye ini sangat dekat dengan garis ekliptika sehingga ketika Bulan tampak telah berada di rasi bintang Taurus dari Bumi, ‘gerhana’ Aldebaran bisa sewaktu-waktu terjadi.
Nah, okultasi dari bintang raksasa merah ini sebelumnya pernah terjadi pada bulan September 2018, lho. Selain itu, okultasi Aldebaran lainnya diperkirakan baru terlihat pada Agustus 2033 nanti.
Rigel – Beta Orionis
Nama bintang yang ketujuh yaitu Rigel. Nama tersebut diadopsi dari Bahasa Arah “Rijil Al-Jauzah” atau “Rijil Al-Jabbar” yang artinya “kaki sang pemburu (orion)”. Nama merupakan bintang tripel yang terdiri atas Rigel A atau Algebar, Rigel B, dan Rigel C. Bintang yang terletak di konstelasi Orion ini memiliki jarak 860 tahun cahaya dengan ukuran terbesar 79 kali matahari. Ukuran terbesar dimiliki oleh bintang Rigel A.
Achernar – Alfa Eridani
Nama Achernar diambil dari Bahasa Arah yang artinya ujung atau hilir sungai. Bintang ini terletak di konstelasi Eridaus. Achernar memiliki jarak 139 cahaya dengan ukuran 11,4kali matahari. Bintang ini masuk dalam kelas spektrum B6Vep. Artinya bintang tersebut ada di deret utama (kelas V) dengan tipe bintang variabel BE. Achernar juga bisa berotasi sangat cepat sehingga memiliki bentuk lebih pepat di kutub-kutubnya dengan jari-jari kutub lebih pendek dibandingkan ekuatornya.
Jauh lebih muda dibanding matahari
Melansir laman The Planets, bintang Rigel diperkiraan berumur 7-9 juta tahun cahaya. Bintang ini jauh lebih muda dibanding matahari yang sudah berumur 4,6 milyar tahun cahaya. Meskipun masih terbilang muda, bintang ini lebih cepat mati dibanding matahari.
Ini karena bintang Rigel telah masuk ke dalam fase bintang raksasa yang merupakan fase hidup terakhir dari suatu bintang. Bintang pada fase ini telah menghabiskan sebagian besar bahan bakar hidrogen yang dimiliki. Karena massanya yang cukup masif, besar kemungkinan ia kelak akan berubah menjadi supernova.